cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam
ISSN : 23388544     EISSN : 24772046     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)" : 17 Documents clear
JURNALISME DAKWAH DALAM MEMBENTUK PENDIDIKAN KARAKTER Masturin, Masturin
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3193

Abstract

Ummat Islam dewasa ini masih kekurangan sumber daya dan dana, terutama di dalam memiliki mesin-mesin cetak yang terbaru. Tetapi Islam harus diberi jalan dan kesempatan untuk melahirkan dakwah mereka lewat media. Baik itu media cetak: surat kabar, majalah, buku, dan lainnya maupun media non-cetak seperti radio, dan sejenisnya, ini dapat tercapai manakala sekelompok ummat rela berkorban dari segi materil membatu penerbitan risalah-risalah. Berkaitan dengan ini, jika jurnalistik dakwah mampu dioptimalkan, maka beberapa peran penting yang ada di antaranya: pertama, kritis terhadap lingkungan luar dan sanggup menyaring informasi Barat yang kadang menanam bias kejahatan terhadap. Kedua, mampu menjadi penerjemah dan frontier spirit bagi pembaruan dan gagasan kreatif kontemporer. Ketiga, sanggup melakukan proses sosialisasi sebagai upaya untuk memelihara dan mengembangkan khasanah intelektual Islam. Keempat, sanggup mempersatukan kelompok-kelompok umat sambal memberi kesiapa untuk bersikap terbuka bagi perbedaan paham. Agenda terpenting dalam konteks pembinaan karakter bangsa adalah menyangkut adanya reformasi kolektif dari segenap komponen bangsa ini untuk sanggup melakukan pergantian atau changes setelah menjalani setiap proses pembelajaran. Pada prinsipnya memang membangun sebuah bangsa tidaklah cukup hanya dalam esensi fisik belaka. Perlu adanya suatu orientasi yang sedemikian sehingga esensi fisik tersebut berlanjut dalam suatu internalisasi untuk menuju pada pembangunan tata nilai atau sebaliknya pembangunan yang berorientasi pada tatanan fisik tersebut dijiwai oleh semangat peningkatan tata nilai sosio kemasyarakatan dan budaya. Pembinaan karakter bangsa adalah menyangkut adanya reformasi kolektif dari segenap komponen bangsa ini untuk sanggup melakukan pergantian atau changes. Pada prinsipnya memang membangun sebuah bangsa tidaklah cukup hanya dalam esensi fisik belaka. Perlu adanya suatu orientasi yang sedemikian sehingga esensi fisik tersebut berlanjut dalam suatu internalisasi untuk menuju pada pembangunan tata nilai atau sebaliknya pembangunan yang berorientasi pada tatanan fisik tersebut dijiwai oleh semangat peningkatan tata nilai sosio kemasyarakatan dan budaya.
DA’I MODERN: MEWUJUDKAN PENYIARAN ISLAM KOMPREHENSIF BERBASIS ETIKA KOMUNIKASI QUR’ANI Fa'atin, Salmah; Falah, Riza Zahriyal
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3197

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang etika komunikasi dalam prespektif al-Qur’an serta mengimplementasikan nilai-nilai moral di dalamnya dalam lingkup dakwah untuk penyiaran Islam, khususnya mewujudkan da’i modern yang mampu berdakwah secara komprehensif dengan tetap berlandaskan etika komunikasi Qur’ani. Metode penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif, dengan pendekatan hermeneutik untuk memahami ayat-ayat yang mengandung term komunikasi, dan menganalisisnya dengan pendekatan dakwah Islamiyah untuk merefleksikannya dalam  fenomena pelaksanaan dakwah di era modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip dan etika komunikasi dalam al-Qur’an sangat layak digunakan sebagai etika dan strategi berdakwah di era global, dengan perkembangan masyarakatnya yang dinamis, globalisasi informasi dan tingkat intelektualitas yang tinggi. Kondisi demikian membutuhkan pola dakwah yang komprehensif, yakni bersifat multidialog, integratif dan fungsional. 
JURNALISTIK DAN DAKWAH ISLAM Karim, Abdul
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3196

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang jurnalistik dan dakwah Islam. Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan arus informasi sekarang ini begitu deras dan cepat sampai ke ujung pelosok dunia sekalipun. Tulisan ini menggunakan pendekatan analisis sosial mencoba membedah posisi strategis jurnalistik dalam menyebarkan dakwah Islam. Mengingat begitu pentingnya masyarakat dunia memperoleh suatu sajian informasi yang tidak hanya akurat dan benar, tetapi informasi yang menentramkan hati, mendamaikan jiwa jauh dari berita atau informasi provokatif yang meresahkan dan menimbulkan permusuhan diantara satu dengan yang lainnya, sehingga sering kali hal itu menjadi persoalan ditengah-tengah masyarakat kita saat ini. Hasilnya tulisan ini mampu menarik suatu benang merah betapa jurnalistik sebagai media pers saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan dakwah Islam dengan memberikan suatu warna distingtif terhadap persoalan-persoalan etika jurnalistik sebagai media dakwah Islam.
PROBLEMATIKA DAKWAHTAINMENT DI MEDIA DAKWAH Ahmad, Nur
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3375

Abstract

Selama periode reformasi bangsa Indonesia mengalami keterbukaan dibidang media, bahkan sebagian masyarakat  berargumentasi sudah sampai pada tahap  “Kebablasan” atau kebebasan. Salah satu produk transformasi ini adalah bertaburannya program-program dakwahtainment yang pada hakekatnya menggabungkan antara “Tuntunan dan Tontonan”, sebagai landasan operasional mereka demi keuntungan melalui komodifikasi agama melalui media. Pemanfaatan teknologi dakwah sebenarnya merupakan sebuah pemenuhan kebutuhan spiritual masyarakat Indonesia yang selalu mengalami perkembangan akan eksistensinya sebagai konskuensi modernisasi zaman. Fenomena dakwahtainment sebagai media dakwah saat ini, banyak elemen yang terlibat di dalamnya justru mengikis moral masyarakat karena minimnya tauladan yang diperankan oleh individu yang terlibat di dalamnya serta tidak terpenuhinya esensi materi dakwah yang ingin disampaikan da’i pada mad’u karena disebabkan banyaknya faktor yang bersifat materialistis dan kapitalis sebagai budaya di media yang terdapat di Indonesia saat ini. Kebutuhan masyarakat untuk terpenuhinya aspek penguatan spiritual telah memicu berbagai inovasi terkait metode dakwah yang paling efektif dan mampu menjawab kebutuhan pasar. Sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya, telah sangat akrab dengan beberapa tema acara pengajian yang banyak dijumpai di beberapa media baik melalui stasiun televisi maupun media lainnya yang mengusung beragam tema bernuansa agama dalam bingkai dakwah. Sebuah hal yang dilematis dari program dakwahtainment ketika kemasan dari metode dakwah  dengan entertainment ini terkadang mengundang persepsi masyarakat yang tanpa disadari mengkerdilkan nilai-nilai agama Islam.
Penguatan Dakwahcyber dalam Menghadapi Era Digital In'ami, Moh
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3195

Abstract

 Islam adalah agama yang mengajak kepada yang ma’ruf dan menjauhkan dari yang munkar. Upaya menegakkan yang ma’ruf dan meminimalisir (bahkan menafikan) yang munkar itu dapat dilakukan dengan dakwah –pada diri sendiri dan orang lain. Menuju kepada kesempurnaan ber-Islam. Dalam merespon perkembangan zaman dan teknologi, dakwah juga hendaknya mengalami perkembangan. Dakwah juga dapat melakukan inovasi, kreasi, dan inisiasi. Orientasinya adalah agar dakwah tetap eksis dan kontinu, serta dapat diterima di berbagai kalangan.Pada era digital, dakwahcyber menjadi kenyataan yang hendaknya diupayakan. Tingkat keterhubungan subyek dan obyek dakwah dengan dunia maya sangat tinggi. Di situlah, ada bidang garap dakwah yang tidak boleh terlewatkan. Ketika kemajuan teknologi tidak diimbangi dengan kemajuan koneksitas dengan Allah Ta’ala, pemenuhan kebutuhan lahir yang bersifat “keinginan” lebih mendapat proporsi besar, sementara kebutuhan yang bersifat “batini” terpinggirkan dan nyaris terlupakan, maka ketimpangan telah terjadi. Dakwahcyber menjadi solusi, dan turut bertanggungjawab dalam membangun frekuensi keterhubungan subyek dan obyek dakwah dengan Sang Pencipta. Dengan demikian, segala bentuk ekses kemajuan teknologi tidak akan menggerus rasa keagamaan seorang muslim, dan spiritualitasnya senantiasa terjaga.
DAKWAH HUKUM ISLAM MODEL KOMUNIKASI JURNALISTIK Suhadi, Suhadi
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3376

Abstract

Berdakwah membutuhkan etika dan kearifan, apalagi berdakwah menjawab persoalan hukum Islam. Banyak kegelisahan para pemerhati dakwah hukum Islam melalui media social. Pada sisi lain kecanggihan dan kemudahan teknologi dan informasi menyediakan ragam komunikasi menyampaikan pesan yang berkualitas dan bertanggung jawab serta terukur dan terarah. Dalam hal ini model komunikasi jurnalistik merupakan salah satu cara menyampaikan pesan dimaksud khusunya di bidang dakwah hukum Islam sehingga dengan demikian model yang sembarangan dan asal bunyi diharapakan akan tereliminasi dalam media sosial apalagi model ujaran kebencian dan hoak. Indonesia telah menikmati reformasi serta demokratisasi pers dan penyiaran sejak 1998. Secara yuridis, dalam kurun waktu 1998-2008, Indonesia telah memiliki lima undang-undang organik yang berkaitan langsung dengan masalah kebebasan berbicara, kemerdekaan menyatakan pendapat, kemerdekaan pers dan penyiaran serta kebebasan berkomunikasi melalui media dalam jaringan. Kebebasan itulah yang kemudian menimbulkan masalah hingga ujungnya situs dan konten agama yang menjadi sorotan dan menimbulkan polemic terkait ujaran kebencian, isu sara serta dakwah hokum Islam dengan fanatik  buta berdasar madzhab dan keyakinan tertentu meski menyerang pandangan dan keyakinan sesama saudaranya, akhirnya mulai ramai bermunculanlah konsep dan pengertian bidáh, sesat, thogut, kafir, sunnah, syariah, khilafah dengan pemahaman yang dangkal dan sempit.
Jurnalistik dan Budaya dalam Pandangan Psikologi Saliyo, Saliyo
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3194

Abstract

Artikel ini ditulis bertujuan untuk mengetahui peran ilmu psikologi pada kerja jurnalistik dengan latarbelakang beragamnya budaya. Artikel ini hasil dari eksplorasi dokumen baik jurnal ataupun buku yang mengkaji tentang jurnalistik, budaya dan ilmu psikologi. Metode yang dipakai dalam penulisan artikel ini adalah metode deduktif induktif. Hasil penelusuran dokumen baik buku ataupun jurnal menunjukan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki beragam budaya. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Untuk menghindari terjadinya konflik antar budaya yang berbeda, maka perlu adanya sosialisasi idiologi multikultural. Artinya tidak ada budaya lebih tinggi daripada budaya yang lain. Ada kesederajatan antar budaya yang ada yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pemahaman yang demikian apabila dipahami oleh masyarakat, maka akan terwujud kehidupan yang saling menghargai dan menghormati. Untuk terwujudnya kehidupan yang demikian, maka kehadiran ilmu psikologi sangatlah penting. Permasalahannya keadaan psikhis seseorang dapat  berpengaruh terhadap pembuatan kualitas berita.
BUDAYA POPULER DALAM JURNALISTIK MEDIA ISLAM Rohimi, Primi
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3471

Abstract

 Tujuan penelitian ini adalah untuk menguak budaya populer yang menjadi wacana dalam produk jurnalistik media Islam. Jurnalistik media Islam pada awalnya memiliki konten normatif. Namun akhir-akhir ini dengan tren konvergensi media khususnya media digital, majalah Islam memiliki beragam tampilan dan segmentasi. Hal ini misalnya dapat dilihat dari majalah elFata dan Ummi. Dengan analisis Semiotik dari Barthes dapat ditemukan penanda yang menunjukkan petanda budaya populer dalam majalah elFata dan Ummi. Ketika majalah Islam menjadi konsumsi berbagai segmentasi muslim Indonesia maka negosiasi tersebut melibatkan budaya populer. Analisis Semiotika pada dua majalah Islam tersebut menghasilkan temuan bahwa majalah Islam telah menjadi salah satu budaya populer sebagian muslim Indonesia. Beragam tema budaya populer dalam produk bersegmentasi muslim, menguatkan dan memperbanyak kemunculan kelas muslim menengah.
JURNALISME DAKWAH DALAM MEMBENTUK PENDIDIKAN KARAKTER
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3193

Abstract

Ummat Islam dewasa ini masih kekurangan sumber daya dan dana, terutama di dalam memiliki mesin-mesin cetak yang terbaru. Tetapi Islam harus diberi jalan dan kesempatan untuk melahirkan dakwah mereka lewat media. Baik itu media cetak: surat kabar, majalah, buku, dan lainnya maupun media non-cetak seperti radio, dan sejenisnya, ini dapat tercapai manakala sekelompok ummat rela berkorban dari segi materil membatu penerbitan risalah-risalah. Berkaitan dengan ini, jika jurnalistik dakwah mampu dioptimalkan, maka beberapa peran penting yang ada di antaranya: pertama, kritis terhadap lingkungan luar dan sanggup menyaring informasi Barat yang kadang menanam bias kejahatan terhadap. Kedua, mampu menjadi penerjemah dan frontier spirit bagi pembaruan dan gagasan kreatif kontemporer. Ketiga, sanggup melakukan proses sosialisasi sebagai upaya untuk memelihara dan mengembangkan khasanah intelektual Islam. Keempat, sanggup mempersatukan kelompok-kelompok umat sambal memberi kesiapa untuk bersikap terbuka bagi perbedaan paham. Agenda terpenting dalam konteks pembinaan karakter bangsa adalah menyangkut adanya reformasi kolektif dari segenap komponen bangsa ini untuk sanggup melakukan pergantian atau changes setelah menjalani setiap proses pembelajaran. Pada prinsipnya memang membangun sebuah bangsa tidaklah cukup hanya dalam esensi fisik belaka. Perlu adanya suatu orientasi yang sedemikian sehingga esensi fisik tersebut berlanjut dalam suatu internalisasi untuk menuju pada pembangunan tata nilai atau sebaliknya pembangunan yang berorientasi pada tatanan fisik tersebut dijiwai oleh semangat peningkatan tata nilai sosio kemasyarakatan dan budaya. Pembinaan karakter bangsa adalah menyangkut adanya reformasi kolektif dari segenap komponen bangsa ini untuk sanggup melakukan pergantian atau changes. Pada prinsipnya memang membangun sebuah bangsa tidaklah cukup hanya dalam esensi fisik belaka. Perlu adanya suatu orientasi yang sedemikian sehingga esensi fisik tersebut berlanjut dalam suatu internalisasi untuk menuju pada pembangunan tata nilai atau sebaliknya pembangunan yang berorientasi pada tatanan fisik tersebut dijiwai oleh semangat peningkatan tata nilai sosio kemasyarakatan dan budaya.
DA’I MODERN: MEWUJUDKAN PENYIARAN ISLAM KOMPREHENSIF BERBASIS ETIKA KOMUNIKASI QUR’ANI
AT-TABSYIR Vol 5, No 2 (2017): Desember 2017 (Article in Press)
Publisher : Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/at-tabsyir.v5i2.3197

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang etika komunikasi dalam prespektif al-Qur’an serta mengimplementasikan nilai-nilai moral di dalamnya dalam lingkup dakwah untuk penyiaran Islam, khususnya mewujudkan da’i modern yang mampu berdakwah secara komprehensif dengan tetap berlandaskan etika komunikasi Qur’ani. Metode penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif, dengan pendekatan hermeneutik untuk memahami ayat-ayat yang mengandung term komunikasi, dan menganalisisnya dengan pendekatan dakwah Islamiyah untuk merefleksikannya dalam  fenomena pelaksanaan dakwah di era modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip dan etika komunikasi dalam al-Qur’an sangat layak digunakan sebagai etika dan strategi berdakwah di era global, dengan perkembangan masyarakatnya yang dinamis, globalisasi informasi dan tingkat intelektualitas yang tinggi. Kondisi demikian membutuhkan pola dakwah yang komprehensif, yakni bersifat multidialog, integratif dan fungsional. 

Page 1 of 2 | Total Record : 17